1.
Data, Informasi dan Basis Data
Data
merupakan fakta mengenai suatu objek seperti manusia, benda, peristiwa, konsep,
keadaan dan sebagainya yang dapat dicatat dan mempunyai arti secara implisit.
Data dapat dinyatakan dalam bentuk angka, karakter atau simbol, sehingga bila
data dikumpulkan dan saling berhubungan maka dikenal dengan istilah basis data
(database) (Ramez, 2000). Sedangkan menurut George Tsu-der Chou basis data
merupakan kumpulan informasi bermanfaat yang diorganisasikan ke dalam aturan
yang khusus. Informasi ini adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam
bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang (Abdul, 1999). Menurut
Encyclopedia of Computer Science and Engineer, para ilmuwan di bidang informasi
menerima definisi standar informasi yaitu data yang digunakan dalam pengambilan
keputusan.
Definisi
lain dari basis data menurut Fabbri dan Schwab adalah sistem berkas terpadu
yang dirancang terutama untuk meminimalkan duplikasi data. Menurut Ramez
Elmasri mendefinisikan basis data lebih dibatasi pada arti implisit yang
khusus, yaitu:
1. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari
dunia nyata (real world).
2. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai
sumber yang secara logika mempunyai arti implisit. Sehingga data yang terkumpul
secara acak dan tanpa mempunyai arti, tidak dapat disebut basis data.
3. Basis data perlu dirancang, dibangun dan data
dikumpulkan untuk suatu tujuan. Basis data dapat digunakan oleh beberapa user dan
beberapa aplikasi yang sesuai dengan kepentingan user.
Dari
beberapa definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa basis data memounyai
berbagai sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi
kejadian dari dunia nyata, dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh
beberapa user untuk berbagai kepentingan (Waliyanto, 2000).
Data
diorganisasikan kedalam bentuk elemen data (field), rekaman (record), dan
berkas (file). Definisi dari ketiganya adalah sebagai berikut: Elemen data
adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain
yang bermakna. Misalnya data siswa terdiri dari NIS, Nama, Alamat, Telepon atau
Jenis Kelamin. Rekaman merupakan gabungan sejumlah elemen data yang saling
terkait. Istilah lain dari rekaman adalah baris atau tupel. Berkas adalah
himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama(Dzacko, 2007).
2.
Sistem Basis Data
1. Pengertian Sistem Basis Data
Sistem Basis Data merupakan
sekumpulan basis data dengan para pemakai yangmenggunakan basis data secara
bersama-sama, personil yang merancang dan mengelola basis data, teknik-teknik
untuk merancang dan mengelola basis data, serta sistem komputer yang
mendukungnya.
2. Komponen Sistem Basis Data
a.
Komponen-komponen
utama penyusun sistem basis data adalah:
b.
Perangkat keras
c.
Sistem operasi
d.
Basis data
e.
Sistem pengelola
basis data (DBMS)
f.
Pemakai
(Programmer, User mahir, user umum, user khusus)
3. Abstraksi data
Sistem basis data
biasanya menyembunyikan detil tentang bagaimana data disimpan dan diperlihara.
Oleh karena itu, seringkali data yang terlihat oleh pemakai sebenarnya berbeda
dengan yang tersimpan secara fisik.
Abstraksi data
merupakan level dalam bagaimana melihat data dalam sebuah sistem basis data.
Penjelasan:
a.
Conceptual view
merupakan pandangan yang berkaitan dengan permasalahan data-data apa saja yang
diperlukan untuk disimpan dalam basis data dan penjelasan mengenai hubungan
antar data yang satu dengan lainnya. Conceptual view dapat disetarakan dengan
schema, dilakukan database administrator.
b.
Physical view
merupakan bentuk implementasi dari conceptual view, yaitu pandangan tentang
bagaimana data disimpan dalam media penyimpan data.
c.
User view dapat
disejajarkan dengan sub-schema.
4.
Penyusun Sistem Basis Data

Sistem basis data
merupakan lingkup terbesar dalam organisasi data. Sistem basis data mencakup
semua bentuk komponen data yang ada dalam suatu sistem. Sedangkan basis data
merupakan komponen utama yang menyusun sistem basis data.
5. Tipe File
Tipe file yang digunakan
dalam sistem basis data:
a.
File induk
(master file), ada 2 file induk:
1)
File induk acuan
(reference master file). Recordnya relatif statis, jarang berubah nilainya.
Contoh : file daftar gaji, matakuliah.
2)
File induk
dinamik (dynamic master file). Nilai dari recordnya sering berubah atau diupdate
sebagai hasil suatu transaksi. Contoh : file stok barang.
b.
File transaksi (Transaction file), disebut
juga file input. Digunakan untuk merekam data hasil transaksi. Contoh file
penjualan barang.
c.
File laporan
(report file), disebut juga file output. Berisi informasi sementara yang akan
ditampilkan sebagai laporan.
d.
File sejarah
(history file), disebut juga file arsip (archieval file). Merupakan file yang
berisi data masa lalu yang sudah tidk aktif lagi, tapi masih disimpan sebagai
arsip.
e.
File pelindung
(bakcup file), merupakan salinan dari file-file yang masih aktf di dalam basis
data pada saat tertentu. Digunakan sebagai cadangan apabila file basis data
yang aktf mengalami kerusakan atau hilang.
6. Bahasa Basis Data
Bahasa basis data
merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam berinteraksi, yang telah
ditetapkan oleh pembuat DBMS. DBMS dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.
Data Definition
Language (DDL)
Dengan bahasa ini kita
dapat membuat tabel baru, membuat indeks, mengubah tabel, menentukan struktur
tabel, dll. Hasil dari kompilasi perintah DDL menjadi Kamus Data, yaitu data
yang menjelaskan data sesungguhnya.Contoh : Create, Modify report,
Modifystructure.
b.
Data
Manipulation Language (DML)
Berguna untuk melakukan
manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data, yang berupa insert,
update, delete, dll. Ada dua jenis, yaitu prosedural (ditentukan data yang
diinginkan dan cara mendapatkannya) dan non prosedural (tanpa menyebutkan cara
mendapatkannya). Contoh : dbase 3+, foxbase, SQL, QBE(Fathansyah, 2004).
3.
Data Base Management System (DBMS)
DBMS
dapat diartikan sebagai program komputer yang digunakan untuk memasukkan,
mengubah, menghapus, memodifikasi dan memperoleh data/informasi dengan praktis
dan efisien. Kelebihan dari DBMS antara lain adalah:
1. Kepraktisan. DBMS menyediakan media penyimpan
permanen yang berukuran kecil namun banyak menyimpan data jika dibandingkan
dengan menggunakan kertas.
2. Kecepatan. Komputer dapat mencari dan menampilkan
informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
3. Mengurangi kejemuan. Pekerjaan yang berulang-ulang
dapat menimbulkan kebosanan bagi manusia, sedangkan mesin tidak merasakannya.
4. Update to date. Informasi yang tersedia selalu
berubah dan akurat setiap.
(Waliyanto,
2000) Keuntungan-keuntungan dalam penggunaan DBMS antara lain adalah:
1. Pemusatan kontrol data. Dengan satu DBMS di bawah
kontrol satu orang atau kelkompok dapat menjamin terpeliharanya standar
kualitas data dan keamanan batas penggunaannya serta dapat menetralkan konflik
yang terjadi dalam persyaratan data dan integritas data dapat terjaga.
2. Pemakaian data bersama (Shared Data). Informasi yang
ada dalam basis data dapat digunakan lebih efektif dengan pemakaian beberapa
user dengan kontrol data yang terjaga.
3. Data yang bebas (independent). Program aplikasi
terpisah dengan data yang disimpan dalam komputer.
4. Kemudahan dalam pembuatan program aplikasi baru.
5. Pemakaian secara langsung. DBMS menyediakan
interface yang memudahkan pengguna dalam mengolah data.
6. Data yang berlebihan dapat dikontrol. Data yang
dimasukkan dapat terjadi kerangkapan (redudant), untuk itu DBMS berfungsi untuk
menurunkan tingkat redudancy dan pengelolaan proses pembaruan data.
7. Pandangan user (user view). Ada kemungkinan basis
data yang diakses adalah sama, maka DBMS mampu mengatur interface yang berbeda
dan disesuaikan dengan pemahaman tiap user terhadap basis data menurut
kebutuhan.
Kelemahan-kelemahan
DBMS antara lain:
1. Biaya. Kebutuhan untuk medapatkan perangkat lunak
dan perangkat keras yang tepat cukup mahal, termasuk biaya pemeliharaan dan
sumber daya manusia yang mengelola basis data tersebut.
2. Sangat kompleks. Sistem basis data lebih kompleks
dibandingkan dengan proses berkas, sehingga dapat mudah terjadinya kesalahan
dan semakin sulit dalam pemeliharaan data.
3. Resiko data yang terpusat. Data yang terpusat dalam
satu lokasi dapat beresiko kehilangan data selama proses aplikasi.
4.
Model Data
Model
data dapat dikelompokkan berdasarkan konsep pembuatan deskripsi struktur basis
data, yaitu:
1. Model data konsepsual (high level) menyajikan konsep
tentang bagaiman user memandang atau memperlakukan data. Dalam model ini
dikenalkan tiga konsep penyajian data yaitu:
a.
Entity (entitas)
merupakan penyajian obyek, kejadian atau konsep dunia nyata yang keberadaannya
secara eksplisit didefinisikan dan disimpan dalam basis data, contohnya
Mahasiswa, Matakuliah, Dosen, Nilai dan lain sebagainya.
b.
Atribute
(atribut) adalah keterangan-keterangan yang menjelaskan karakteristik dari
suatu entitas seperti NIM, Nama, Fakultas, Jurusan untuk entitas Mahasiswa.
c.
Relationship
(hubungan) merupakan hubungan atau interaksi antara satu entitas dengan yang
lainnya, misalnya entitas pelanggan berhubungan dengan entitas barang yang dibelinya.
2. Model data fiskal (low level) merupakan konsep
bagaimana deskripsi detail data disimpan ke dalam komputer dengan menyajikan
informasi tentang format rekaman, urutan rekaman, dan jalur pengaksesan data
yang dapat membuat pemcarian rekaman data lebih efisien.
3. Model data implementasi (representational) merupakan
konsep deskripsi data disimpan dalam komputer dengan menyembunyikan sebagian
detail deskripsi data sehingga para user mendapat gambaran global bagaimana
data disimpan dalam komputer. Model ini merupakan konsep model data yang
digunakan oleh model hirarki, jaringan dan relasional.
5.
Skema dan Instan Basis Data
Skema
basis data merupakan deskripsi dari basis data yang spesifikasinya ditentukan
dalam tahap perancangan namun tidak terlalu diharapkan diubah setiap saat.
Penggambaran skema umumnya hanya berisi sebagian dari deatil deskripsi basis
data.
Sekelompok data yang tersusun dalam satu baris
rekaman (record/tuple) dan tersimpan dalam basis data disebut dengan instansi
(instance) atau kejadian (occurences).
6.
Arsitektur DBMS
Arsitektur
ini dikenal dengan nama arsitektur tiga skema (three-schema architecture)
dimana fungsi ini untuk memisahkan antara basis data fisik dengan program
aplikasi user. Skema-skema tersebut adalah sebagai berikut:
1. Level internal merupakan skema internal yang memuat
deskripsi struktur penyimpanan basis data dan menggunakan model data fisikal
serta mendefinisikan secara detail penyimpanan data dalam basis data, serta
jalur pengaksesan data.
2. Level konseptual adalah skema yang memuat deskripsi
struktur basis data secara keseluruhan untuk semua pemakai. Skema ini hanya
memuat deskripsi tentang entitas, atribut, hubungan dan batasan, tanpa memuat deskripsi
data secara detail.
3. Level eksternal merupakan skema eksternal (user
view) yang mendefinisikan pandangan data terhadap sekelompok user (local view)
dengan menyembunyikan data lain yang tidak diperlukan oleh kelompok user
tersebut.
Keuntungan
dari arsitektur ini antara lain:
1. Perubahan skema konsepsual, yaitu adanya perubahan
dalam skema konsepsual contohnya penambahan suatu item data tidak akan
berpengaruh pada program aplikasi. Tetapi jika skema eksternal tidak sesuai
lagi dengan skema konsepsual yang baru maka program aplikasi harus disesuaikan
juga.
2. Perubahan skema internal. Pemisahan antara skema
eksternal dan skema internal berfungsi untuk menjaga bila terjadi perubahan
skema internal, misalnya ada penambahan “pointer” pada rekaman tidak memerlukan
perubahan pada aplikasi.
3. Perubahan skema eksternal. Adanya penambahan skema
eksternal atau pembuatan skema eksternal baru tidak akan berpengaruh pada
aplikasi yang ada selama aplikasi tersebut tidak mengakses data berdasarkan
skema yang baru.
7.
Komponen DBMS
Komponen-komponen
DBMS (Howe, 1991) terdiri dari:
1. Interface, yang didalamnya terdapat bahasa
manipulasi data (data manipulation language).
2. Bahasa definisi data (data definition language)
untuk skema eksternal, skema konsepsual dan skema internal.
3. Sistem kontrol basis data (Database Control System)
yang mengakses basis data karena adanya perintah dari bahasa manipulasi data.
Contoh
bahasa menggunakan komponen-komponen tersebut adalah SQL (Structured Query
Language). SQL merupakan bahasa standar yang digunakan oleh kebanykan
aplikasi-aplikasi DBMS.
8.
Klasifikasi DBMS
Sistem
Basisi Data dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yang terdiri dari:
1. Klasifikasi berdasarkan model data. Klasifikasi ini
terdiri dari model data hirarki, model data jaringan, model data relasional.
a.
Model Data
Hirarki
Dalam model ini, data
disusun menurut struktur pohon yang merupakan bentuk lain dari abstraksi data
untuk basis data akademi. Pada puncak hirarki diesbut dengan akar (root). Tiap
entitas tingkat atas (parent) mempunyai satu atau lebih sub-entitas (children)
sehingga setiap entitas hanya boleh mempunyai satu induk, tetapi dapat
mempunyai banyak anak.
Pada mode data hirarki,
hubungan antar entitas dinyatakan dalam satu-banyak (one to many) atau
satu-satu (one to one). Dalam satu Universitas terdapat banyak Fakultas dan
setiap Fakultas terdapat banyak Dosen atau banyak Mahasiswa, dan seterusnya.
Tanda panah menunjukkan derajat keterhubungan “banyak”.
b.
Model Data
Jaringan
Dalam model ini setiap
entitas dapat mempunyai banyak induk dan banyak anak.Dalam model ini lebih
sedikit terdapat data rangkap, namun lebih banyak terdapat hubungan antar
entitas, sehingga akan menambah informasi hubungan yang harus disimpan dalam
database. Hal ini akan menambah volume dan kerumitan dalam penyimpanan berkas
data.
c.
Model Data
Relasional
Dalam model ini setiap
field dapat dijadikan kunci data. Data rekaman disusun dari nilai yang
berhubungan (record). Baris-baris ini akan membentuk tabel yang umunya
tersimpan dalam satu berkas (file).Dengan menggunakan model ini, pencarian
field dari suatu tabel atau banyak tabel dapat dilakukan dengan cepat.
Pencarian atribut yang berhubungan pada tabel yang berbeda dapat dilakukan
dengan menghubungkan terlebih dahulu tabel-tabel tersebut dengan menggunakan
atribut yang sama (joint operation).
2. Klasifkasi berdasarkan lokasi penyimpanan data,
yaitu DBMS terpusat dan DBMS terdistribusi. Dalam DBMS terpusat basis data
disimpan dalam satu komputer media penyimpan sehingga pengguuna sistem
mengakses data dari pusat. DBMS terdistribusi, basis data tersebar pada penyimpanan
tiap terminal pengguna (client). Antar pengguna dapat mengakses data secara
langsung tanpa perlu melalui pusat penyimpanan. DBMS ini memerlukan sistem
kontrol yang rumit.
3. Klasifikasi berdasarkan tujuan DBMS digunakan yaitu
tujuan umum (general purpose) dan tujuan khusus (special purpose). Untuk tujuan
umum dapat digunakan untuk berbagai tujuan dengan memperlakukan data sama
menurut penggunaannya contoh aplikasinya adalah DBASE, ORACLE, FOXBASE dan
sebagainya. DBMS tujuan khusus dirancang dan digunakan untuk keperluan
tertentu, sebagai contoh pengelolaan data karyawan pada perusahaan Asuransi.
9.
Sistem Pemrosesan Berkas
Sebelumnya,
sistem yang digunakan untuk mengatasi semua permasalahan bisnis, menggunakan
pengelolaan data secara tradisional dengan cara menyimpan recordrecord pada
file-file yang terpisah, yang disebut juga sistem pemrosesan file. Dimana
masing-masing file diperuntukkan hanya untuk satu program aplikasi saja.
Kelemahannya
dari sistem pemrosesan file ini antara lain:
1.
Timbulnya data
rangkap (redundancy data) dan Ketidakkonsistensi data (Inconsistency data)
Karena file-file dan
program aplikasi disusun oleh programmer yang berbeda, sejumlah informasi
mungkin memiliki duplikasi dalam beberapa file. Sebagai contoh nama mata kuliah
dan sks dari mahasiswa dapat muncul pada suatu file memiliki record-record
mahasiswa dan juga pada suatu file yang terdiri dari record-record mata kuliah.
Kerangkapan data seperti ini dapat menyebabkan pemborosan tempat penyimpanan
dan biaya akases yang bertambah. Disamping itu dapat terjadi inkonsistensi
data. Misalnya, apabila terjadi perubahan jumlah sks mata kuliah, sedangkan
perubahan hanya diperbaiki pada file mata kuliah dan tidak diperbaiki pada file
mahasiswa. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam laporan nilai mahasiswa.
2.
Kesukaran dalam
Mengakses Data
Munculnya
permintaan-permintaan baru yang tidak diantisipasikan sewaktu membuat program
aplikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk pengambilan data.
3.
Data terisolir
(Isolation Data)
Karena data tersebar
dalam berbagai file, dan file-file mungkin dalam format – format yang berbeda,
akan sulit menuliskan program aplikasi baru untuk mengambil data yang sesuai.
4. Masalah Pengamanan (Security Problem) Tidak semua pemakai diperbolehkan mengakses
seluruh data. Bagian Mahasiswa hanya boleh mengakses file mahasiswa. Bagian
Mata kuliah hanya boleh mengakses file mata kuliah, tidak boleh mengakses file
mahasiswa. Tetapi sejak program-program aplikasi ditambahkan secara ad-hoc maka
sulit melaksanakan pengamanan seperti yang diharapkan.
4.
Data Dependence
Apabila terjadi
perubahan atau kesalahan pada program aplikasi maka pemakai tidak dapat
mengakses data(Wesley & Hill,
n.d.).
10.
Enhanced Entity Relationship (EER) Diagram
Model EER
berisikan seluruh konsep model ER ditambah konsep-konsep dari subclass dan
superclass, dan konsep-konsep yang berhubungan yaitu specialization dan
generalization. Konsep lainnya yang termasuk dalam model EER yaitu Category.
1. Subclass dan Superclass
Dalam beberapa hal, suatu jenis entitas
akan mempunyai banyak tambahan subgroup entitas yang sangat berarti dan perlu
digambarkan secara nyata karena entitas-entitas tsb penting sekali artinya bagi
aplikasi database.
Contoh : Entitas-entitas yang merupakan
anggota dari entitas EMPLOYEE dikelompokkan menjadi secretary, engineer,
manager, technician, salaried_employee, hourly_employee, dll. Himpunan entitas
pada tiap-tiap group adalah subset entitas dari entitas EMPLOYEE, yang berarti
bahwa setiap entitas yang merupakan anggota dari salah satu subgroup-subgroup
ini adalah suatu employee juga. Tiap-tiap subgroup tadi adalah suatu subclass
dari entity EMPLOYEE, dan entity EMPLOYEE disebut superclass untuk tiap-tiap
subclass tsb.
Hubungan antara superclass dan beberapa
subclass-nya disebut superclass/subclass relationship. Contoh :
EMPLOYEE/SECRETARY dan EMPLOYEE/TECHNICIAN adalah dua superclass/subclass
relationships.
Sebuah entitas tidak dapat berada dalam
database dengan menjadi anggota suatu subclass saja, tetapi entitas tsb juga
harus merupakan anggota dari superclass.
2. Specialization
Specialization adalah proses
pendefinisian suatu himpunan subclass dari suatu entitas; entitas ini disebut
superclass dari specialization. Himpunan subclass tsb membentuk specialization
yang telah didefinisikan berdasarkan beberapa sifat/karakteristik yang istimewa
dari suatu entitas pada suatu superclass yang menggambarkan perbedaan yang
jelas antara entitas tsb.
Contoh : himpunan subclass {SECRETARY,
ENGINEER, TECHNICIAN} adalah specialization dari superclass entitas EMPLOYEE
dimana perbedaan antara entitas EMPLOYEE berdasarkan pada jenis pekerjaan dari
tiap-tiap entitas. Kita dapat mempunyai beberapa specialization dari jenis
entitas yang sama berdasarkan perbedaan karakteristik yang istimewa.
Contoh : specialization dari entitas
EMPLOYEE dapat menghasilkan himpunan subclass {SALARIED_EMPLOYEE,
HOURLY_EMPLOYEE}, pada specialization ini perbedaan entitas EMPLOYEE berdasarkan
metode pembayarannya.
3. Generalization
Generalization adalah proses
pendefinisian entitas-entitas yang disatukan menjadi entitas superclass tunggal
dari entitas aslinya yang merupakan subclass istimewa. Proses generalization
dapat dipandang sebagai kebalikan dari proses specialization.
Contoh : Kita dapat memandang {CAR,
TRUCK} sebagai specialization dari VEHICLE, sebaliknya kita memandang VEHICLE
sebagai suatu generalization dari CAR dan TRUCK. Dengan cara yang sama, kita
dapat memandang EMPLOYEE sebagai generalization dari SECRETARY, TECHNICIAN, dan
ENGINEER.
4. Categorization
Category adalah kebutuhan yang timbul
untuk model suatu relationship superclass/subclass tunggal dengan lebih dari
satu superclass dimana superclass-superclass tsb menggambarkan jenis entity
yang berbeda.
Contoh : Terdapat 3 jenis entitas yaitu
: PERSON, BANK, dan COMPANY. Dalam suatu database REGISTERED_VEHICLE, pemilik
kendaraan (OWNER) bisa saja perorangan, bank, atau perusahaan. Kita perlu
membuat suatu class yang terdiri dari 3 jenis entitas untuk memainkan perannya
sebagai pemilik kendaraan. Maka dibuat suatu category OWNER yaitu sebuah
subclass dari gabungan (UNION) 3 class yaitu COMPANY, BANK, dan PERSON untuk
kepentingan ini.
Pada gambar di atas, terdapat 2 category
yaitu OWNER yang merupakan sebuah subclass dari gabungan PERSON, BANK, dan
COMPANY, yang lainnya yaitu REGISTERED_VEHICLE yang merupakan subclass dari
gabungan CAR dan TRUCK.
Sebuah category dapat mempunyai 2 atau
lebih superclass yang menggambarkan jenisjenis entitas yang berbeda, sebaliknya
relationship superclass/subclass lainnya selalu memiliki superclass tunggal.
Suatu category adalah subset dari
gabungan superclass-nya. Oleh sebab itu suatu entitas yang merupakan anggota
OWNER harus berisikan sedikitnya 1 superclass, tetapi tidak harus menjadi
anggota dari seluruh superclass. Hal ini menggambarkan batasan bahwa seorang
OWNER mungkin saja suatu COMPANY, sebuah BANK, atau perorangan (PERSON).
Perbedaan antara dua gambar di atas
(generalize superclass VEHICLE dengan category REGISTERED_VEHICLE) :
a.
Pada generalize
superclass VEHICLE :
1)
Setiap mobil dan
truk adalah vehicle
2)
Jika dipisahkan,
tidak dapat dihindari bahwa akan terdapat jenis entitas lain seperti entitas
BICYCLE
b.
Pada category
REGISTERES_VEHICLE :
1)
Terdiri dari
beberapa mobil dan beberapa truk, tetapi tidak seluruh mobil dan truk yang
diregistrasikan
2)
Category
registered_vehicle menyatakan hanya mobil dan truk saja, dan bukan jenis
entitas lain yang dapat menjadi anggota REGISTERED_VEHICLE(Lucid, n.d.)
11.
Security Database
1. Authorization
Pemberian hak akses yang mengizinkan
sebuah subyek mempunyai akses secara legal terhadap sebuah sistem atau obyek.
Subyek à user atau program
Obyek à database table, view, application, procedure, atau
obyek lainnya yang dibuat di dalam sebuah sistem
Jenis-jenis hak akses (privileges) :
a.
Penggunaan nama
database yang spesifik
b.
Select
(retrieve) data
c.
Membuat tabel
(obyek lainnya)
d.
Update data,
delete data, insert data (bisa untuk kolom-kolom tertentu)
e.
Menghasilkan
output yang tidak terbatas dari operasi query (user tidak dibatasi untuk
mengakses record tertentu)
f.
Menjalankan
prosedur khusus dan utilitas program
g.
Membuat database
h.
Membuat (dan
memodifikasi) DBMS user identifiers dan authorized identifiers jenis lainnya
i.
Anggota dari
sebuah kelompok atau kelompok-kelompok user
2. Views (Subschemas)
Hasil yang dinamik dari satu atau lebih
operasi relasi yang beroperasi pada relasi dasar untuk menghasilkan relasi
lainnya. View merupakan virtual relation yang tidak secara nyata ada di dalam
sebuah database, tetapi dihasilkan atas permintaan user secara khusus.
3. Backing Up
Proses yang secara periodik menyalin
database dan menjurnal (dan memprogram) ke dalam media penyimpanan offline.
4. Journaling
Proses penyimpanan dan pemeliharaan
sebuah jurnal atau log seluruh perubahan terhadap database agar dapat merecover
secara efektif jika terjadi kegagalan.
5. Checkpointing
Titik temu sinkronisasi antara database
dan transaksi log file. Seluruh data yang disimpan di tempat sementara akan
disimpan di media penyimpanan kedua.
6. Integrity
Pengontrolan integritas juga membantu
memelihara sistem database yang aman dengan mencegah data dari invalid.
7. Encryption
Penyandian (encoding) data dengan
menggunakan algoritma khusus yang merubah data menjadi tidak dapat dibaca oleh
program apapun tanpa mendeskripsikannya.
12.
Concurrency
Hampir semua
DBMS adalah sistem multi user. Sistem seperti ini memerlukan mekanisme
pengontrolan konkuren. Tujuan dari mekanisme ini adalah untuk menjamin bahwa
transaksi-transaksi yang konkuren tidak saling menggangu operasinya
masing-masing.
Terdapat
beberapa masalah yang akan timbul dalam menjalankan transaksitransaksi yang
konkuren. Tiga masalah yang umum adalah :
1. Masalah kehilangan modifikasi
2. Masalah modifikasi sementara
3. Masalah analisis yang tidak konsisten
13.
Recovery
1. Recovery Facilities
Sebuah DBMS sebaiknya menyediakan
fasilitas-fasilitas berikut ini untuk membantu recovery :
a.
Backup mechanism,
melakukan backup secara periodik terhadap database yang ada.
b.
Logging
facilities, mencatat transaksi-transaksi dan perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap database. DBMS memelihara file khusus yang disebut Log (Journal) yang
menyediakan informasi mengenai seluruh perubahan yang terjadi pada database.
c.
Checkpoint
facility, mengizinkan update terhadap database yang akan menjadi database yang
permanen
d.
Recovery
manager, mengizinkan sistem untuk restore database ke keadaan sebelum terjadi
kerusakkan.
2. Recovery Techniques
Prosedur recovery yang digunakan
tergantung dari kerusakkan yang terjadi pada database. Terdapat 2 kasus
kerusakkan :
a.
Jika database
rusak secara fisik seperti : disk head crash dan menghancurkan database, maka
yang terpenting adalah melakukan restore backup database yang terakhir dan
mengaplikasikan kembali operasi-operasi update transaksi yang telah commit
dengan menggunakan log file. Dengan asusmsi bahwa log filenya tidak rusak.
b.
Jika database
tidak rusak secara fisik tetapi menjadi tidak konsisten, sebagai contoh :
sistem crashed sementara transaksi dieksekusi, maka yang perlu dilakukan adalah
membatalkan perubahan-perubahan yang menyebabkan database tidak konsisten.
Mengulang beberapa transaksi sangat diperlukan juga untuk meyakinkan bahwa
perubahan-perubahan yang dilakukan telah disimpan di dalam secondory storage.
Disini tidak perlu menggunakan salinan backup database, tetapi dapat me-restore
database ke dalam keadaan yang konsisten dengan menggunakan before- dan
after-image yang ditangani oleh log file.
Teknik recover berikut ini dilakukan
terhadap situasi dimana database tidak rusak tetapi database dalam keadaan yang
tidak konsisten.
a.
Deferred Update
Update tidak dituliskan ke database
sampai sebuah transaksi dalam keadaan commit. Jika transaksi gagal sebelum
mencapai keadaan ini, transaksi ini tidak akan memodifikasi database dan juga
tidak ada perubahan-perubahan yang perlu dilakukan. Penulisan dilakukan secara
initial hanya terhadap log dan log record yang digunakan untuk actual update
terhadap database. Jika sistem gagal, sistem akan menguji log dan menentukan
transaksi mana yang perlu dikerjakan ulang, tetapi tidak perlu membatalkan
semua transaksi.
b.
Immediate Update
Update diaplikasikan terhadap database
tanpa harus menunggu transaksi dalam keadaan commit. Update dapat dilakukan
terhadap database setiap saat setelah log record ditulis. Log dapat digunakan
untuk membatalkan dan mengulang kembali transaksi pada saat terjadi kerusakkan(Data, n.d.).
14.
Database Multimedia
1. Pengertian
Database multimedia merupakan perluasan
kemampuan basis data yang dapat menyimpan data tidak hanya text akan tetapi
dapat berupa suara, gambar, animasi maupun data multimedia lainnya. Dukungan
sistem basis data yang dapat menyimpan data dalam format multimedia dapat
diberikan oleh ORACLE, PostGreSQL, Ms SQL Server dan beberapa produk lainnya.
Format yang saat ini di dukung untuk dapat disimpan dengan baik sebagai salah
satu nilai dari field database adalah blob, didalam field ini kita dapat
menyimpan data berupa gambar. Dukungan ini sudah diberikan oleh Microsoft SQL
server sejak versi 6,5 , postGreSQL 7.2 juga mendukung tipe image. Penyimpanan
data dengan format multimedia juga biasa dilakukan dengan trik menyimpan
alamatnya (path) dalam salah satu field di database. Trik ini biasanya
dilakukan oleh programmer untuk meringankan/memperkecil ukuran basis data
sehingga kinerja aplikasi menjadi lebih baik. Pada kasus penyimpanan data blob
sebenarnya trik yang sama juga dilakukan, hanya saja manajemen penyimpanannya
dilakukan sendiri oleh mesin basis data, sehinggadari sisi programmer terlihat
bahwa data blob ini tersimpan dalam field yang bertipe blob tersebut.
2. Pengertian BLOB
BLOB kependekan dari binary
large object, adalah koleksi dari data biner yang disimpan dalam sebuah
entitas pada database management systems (DBMS). Tipe data BLOB biasa digunakan
untuk mengatasi obyek-obyek multimedia seperti gambar, video dan suara.
Meskipun demikian blob juga dapat digunakan untuk menyimpan program bahkan
fragment dari kode. Tidak semua DBMS mendukung tipe data BLOB. Beberapa DBMS
yang mendukung BLOB yaitu Interbase, Paradox, QLServer dan MySQL.
3. Isi Dari Multimedia Database
Multimedia database perlu mengatur
beberapa tipe data yang berbeda sehubungan dengan data multimedia sebenarnya.
Sebuah MMDB harus mengatur beberapa tipe informasi yang berbeda, berkaitan
dengan data multimedia yang sebenarnya. Data-data tersebut adalah :
a. Media Data : merupakan data sebenarnya yang
merepresentasikan gambar/image, audio, video yang ditangkap, didigitasi, diolah,
dikompres dan disimpan.
b. Media format data data-berisi informasi yang
berhubungan dengan format dari media data setelah melalui proses akuisisi,
pengolahan dan proses encoding. Sebagai contoh, media format data terdiri dari
sampling rate, resolusi, frame rate, skema encoding dan lain-lain.
c. Media keyword data-berisi deskripsi keyword,
biasanya berhubungan dengan pembuatan media data. Sebagai contoh untuk video,
bisa meliputi tanggal, waktu dan tempat pengambilan video, siapa yang merekam,
scene yang diambil dan lain-lain sering disebut juga content descriptive data.
d. Media feature Data : berisi fitur yang diambil dari
media data. Suatu fitur menenetukan media content. sebagai contoh informasi
tentang distribusi warna, jenis-jenis tekstur dan perbedaan bentuk yang
ditampilkan pada gambar, sering disebut disebut juga content dependent data.
Ketiga data terakhir sering disebut
sebagai metadata, karena mendeskripsikan beberapa aspek yang berbeda dari media
data. Media keyword data dan media feature data digunakan untuk tujuan
pencarian data. Media format data digunakan untuk menyajikan informasi yang
ditangkap.
4. Pendekatan Penyimpanan Obyek Multimedia
Salah satu pendekatan untuk membangun
sebuah database objek multimedia seperti ini adalah dengan menggunakan database
untuk menyimpan atribut deskriptif dan untuk melacak dimana file tersebut
disimpan. Penyimpanan data multimedia diluar database mengakibatkan
inkonsistensi, seperti file tercatat di database tetapi isinya tidak ada, atau
sebaliknya.
Oleh karena itu penting menyimpan data
multimedia di dalam database. Namun penyimpanan obyek multimedia didalam
database juga mempunyai kelemahan yaitu ukuran database yang membesar sehingga
juga mempengaruhi performa database itu sendiri.
Namun menyimpan obyek multimedia dalam
database mempunyai banyak keuntungan, diantaranya :
a.
Manageability :
kemudahan mengelola data multimedia, melakukan pencarian, pembaruhan, dan
lain-lain.
b.
Security : bagi
obyek multimedia yang hanya boleh dilihat oleh user tertentu saja, bisa
dikontrol dengan lebih mudah jika menyimpan obyek multimedia di database.
c.
Backup/Recovery
: mekanisme backup yang lebih mudah, karena dengan membackup database berarti
juga membackup obyek multimedianya juga.
d.
Extensibility :
obyek multimedia yang tersimpan di database pada prinsipnya lebih mudah untuk
di olah, misalnya ketika dibutuhkan obyek tersebut di konversi ke format lain,
atau melakukan resize ukuran dari obyek multimedia.
Dibalik kelebihan yang disebuntukan
tersebut, terdapat juga beberapa hal yang perlu diperhatikan misalnya ukuran
database yang pasti akan membengkak ukurannya, yang mengakibatkan performa
database, walaupun sudah terdapat teknologi cache, namun performanya masih
belum menyamai ketika obyek database disimpan di filesistem. Berdasarkan jenis
database yang ada saat ini, terdapat 3 jenis database yaitu relational
database, object oriented database, dan object relational database(Jeje, 2011).
a.
Relational
Database, ada dua cara yaitu menyimpan obyek multimedia dengan mengunakan tipe
untuk obyek besar (BLOB - binary large object) dan menggunakan teks sesuai
dengan nama file. Menyimpan dengan BLOB berarti menyimpan obyek multimedia di
database, sedangkan jika menyimpan teks nama file berarti obyek multimedia tetap
disimpan di filesistem.
b.
Object
Relational Database, tipe yang di desain khusus untuk multimedia , contoh :
Oracle Multimedia, selain menyimpan obyek multimedia di dalam tipe data khusus
didatabase, dapat juga mengextrak attribut (resolusi gambar, format kompresi).
c.
Object oriented
Database, class yang di desain khusus untuk multimedia.
5. Skenario Multimedia Sederhana
Misalkan mengenai investigasi polisi
dalam operasi narkoba skala besar.Investigasi ini menghasilkan tipe data.
a.
Data video,
diambil dari kamera pemantau yang merekam semua aktifitas pada beberapa lokasi.
b.
Data audio
diambil secara legal melalui telepon.
c.
Data citra
terdiri atas foto-foto yang diambil oleh penyelidik.
d.
Data dokumen
ditahan polisi pada saat pengeledahan di beberapa tempat.
e.
Data relasional
yang terstruktur terdiri informasi mengenai latarbelakang, catatan hitam, dll
dari orang yang dicurigai.
f.
Data GIS
mengenai data geografis yang relevan dengan investigasi narkoba
0 Comment to "DATA INFORMASI & DATABASE, SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA, DAN MODEL ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM"
Posting Komentar